Selasa, 06 Januari 2015

OMBAK



Hari selalu berganti
Musim selalu berubah di setiap masanya
Bahkan waktu tak pernah lagi sama

Dulu ada kata 'kita' yang mengikat
Hingga kau dan aku berjalan di bawah payung yang sama
Mengayunkan langkah di atas pasir, di bawah terik sang mentari
Menciptakan jejak langkah senada yang kemudian tersapu oleh derasnya ombak
Dari awal ku kira semua nyata
Mawar berduri yang kau beri
Lagu cinta yang kau nyanyikan dengan merdu
Dan pelukan hangat yang kau berikan tuk hilangkan kegundahan


Semua hanya dusta semata
Hanya sekedar kecerdikanmu untuk meletakkan sebuah pedang diantara sayapnya
Hingga setelah kau menghilang
Mengepakkan sayap saja sudah tak mampu
Apalagi untuk terbang seperti sedia kala

Ombak itu datang lagi
Menghentikan langkahku yang ingin beranjak pergi
Menjebakku hingga tak mampu melangkah kembali
Terjebak di sini sungguh memilukan
Dan memalukan
Mereka mencabik seluruh jiwa
Tanpa ingin tau siapa pemilik jiwanya
Mencabik hingga membuat diri ini murka
Mencabik hingga membuat lara di jiwa sang petualang

.................................

By : KN

1 komentar:

  1. First post nih di blog baru. Blog lama lupa pass wkkk.
    Ini puisi yang Nimah bikin sendiri saat hujan di pagi hari. Daripada boring nungguin hujan reda, dan mau maksain ke sekolah juga bakalan kuyup, akhirnya nulis puisi. Dan ini keknya kena banget buat mantan hahaha.
    Ngga pernah berani ngirim puisi ini ke mantan, akhirnya dituangin di sini deh biar jadi santapan publik dan ngga berdebu di memo Nimah.
    Thx sudah berkunjung ^^

    BalasHapus